Toleransi : daya tahan
organisme terhadap suatu keadaan berbeda dari semula/ kemampuan suatu organisme untuk mempertahankan diri
dari lingkungan yang berubah. Daya toleransi setiap spesies berbeda, ada yang
toleransinya besar (Eury) dan ada spesies yang toleransinya terhadap perubahan
lingkungan sempit/kecil (Steno). Toleransi dan adaptasi berbeda, karena
adaptasi merupakan perubahan pada organisme karena adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi. Adaptasi merupakan proses yang mendukung terjadinya evolusi.
Evolusi adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan yang terjadi secara
berangsur-angsur menuju kesesuaian dengan waktu dan tempat. Berikut hal-hal
yang mendukung terjadinya evolusi menurut beberapa ahli:
1)
Seleksi alam
2)
Adaptasi
Seleksi alam terjadi
ketika alam berubah dan menyeleksi setiap organisme yang ada di alam dan
mendukung organisme yang unggul dan sesuai untuk bertahan sedangkan organisme
yang tidak mampu bertahan akan punah. Teori mengatakan bahwa karena lingkungan
berubah, organisme akan beradaptasi dengan perubahan tersebut baik berupa
adaptasi morfologi, fisiologi dan tingkah laku. Namun jika dikaji lebih dalam,
perubahan pada suatu organisme tidak akan diwariskan kepada keturunannya
apabila perubahan itu hanya berada pada tinkat fenotip, bukan genotip. Apabila
terjadi perubahan genotip pada suatu organisme (mutasi) dan dinampakkan dalam
fenotipnya, lebih sering organisme tersebut tidak akan bertahan hidup seperti
orang normal. Beberapa organisme yang mengalami kelainan genetik mati sebelum
menghasilkan keturunan. Sehingga kemungkinan terjadinya evolusi sangat kecil
bahkan tidak ada. Jika para penganut teori evolusi mengajukan bukti/petunjuk
evolusi misalnya seperti fosil-fosil organisme yang telah punah, maka bukti ini
justru dapat meruntuhkan teori evolusi. Teori evolusi mengatakan bahwa makhluk
hidup yang ada di dunia ini berasal dari satu nenek moyang yang sama, kemudian
berkembang menjadi spesies-spesies yang berbeda yang lebih kompleks. Terdapat
beberapa fosil organisme purba yang sama persis seperti organisme modern yang
saat ini masih ada. Jika ada organisme yang dulu ada dan sekarang telah punah,
itu dikarenakan ia tidak mampu bertahan terhadap perubahan lingkungan.
Teori
seleksi alam memang benar, yaitu bahwa alam menyeleksi organisme yang ada, dan
kemudian organisme yang unggul akan bertahan dan yang tidak akan punah.
Organisme yang mampu bertahan bukan karena dia berubah, tapi memang sejak awal
dia memiliki struktur/ fungsi yang paling sesuai dengan perubahan lingkungan
yang ada. Dapat juga dikarenakan organisme tersebut memiliki daya toleransi
yang besar terhadap lingkungan tertentu. Organisme yang punah kemungkinan
karena dia memiliki toleransi yang sempit terhadap perubahan lingkungan, ketika
lingkungan berubah di luar batas toleransinya maka organisme tersebut tidak
mampu bertahan kemudian akan mati. Maka yang bisa mendukung teori seleksi alam
adalah teori kepunahan bukan teori evolusi.
Salah satu contoh lain yang diajukan oleh para
penganut evolusi adalah evolusi kupu-kupu Biston
Betularia. Konsep evolusi adalah konsep perubahan yang terjadi di tingkat
populasi, disini kupu-kupu Biston
Betularia awalnya terdapat dua macam yaitu hitam dan putih, dengan jumlah
lebih banyak putih dibandingkan hitam. Kemudian revolusi industri di Inggris
yang menyebabkan banyaknya polusi dan jelaga yang dihasilkan sehingga
lingkungan menjadi hitam. Hal ini menguntungkan kupu-kupu Biston Betularia hitam karena dia terlindung dari mangsa sehingga
dapat bertahan hidup dan menghasilkan keturunan.
Bagaimana
konsep evolusi berkait dengan perubahan yang terjadi pada tingkat organ? Hal
ini sering disebut-sebut sebagai bukti evolusi yang berupa homologi dan analogi
organ. Telah banyak penelitian yang menyangkal teori tersebut. Perubahan yang
terjadi hanya pada tingkat organ tidak dapat diwariskan kepada keturunannya.
Orang tua yang cacat belum tentu memiliki anak yang cacat,karena kecacatan
tersebut bisa diperoleh di lingkungannya misalnya ketika dalam kandungan ibu
mengkonsumsi makanan/obat-obatan yang menghambat proses organogenesis pada
janin. Selama kecacatan tersebut tidak terjadi pada genetic suatu organisme
maka kecacatan tersebut tidak diwariskan ke keturunanannya.
Berbagai teori dan penelitian telah meruntuhkan dan
menolak berbagai bukti yang diajukan oleh para penganut evolusi. Sehingga memuncul
teori baru yang digunakan untuk meruntuhkan teori evolusi yaitu Teori Perancangan
Cerdas, teori ini merupakan teori yang mendukung bahwa obyek alam semesta termasuk makhluk hidup menghadirkan tanda-tanda perancangan atau
jejak kecerdasan bukan hasil proses seleksi alam yang tak terbimbing (merujuk
Teori Evolusi). Teori
Perancangan Cerdas menangkap tanda-tanda perancangan dengan analisis
kuantitatif yang mendukung teori Harun
Yahya yang hanya dianalisis secara kualitatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar