Kita Tidak Tahu Betapa
Berharganya Seseorang Saat Memilikinya
Kisahku berawal saat aku mengikuti
suatu training, sebagai mahasiswa baru yang masih cupu, aku mengikuti training
yang wajib di kampusku. Bukan lagi sebagai peserta training, namun kali ini aku
menjadi pendamping peserta, yang mendukung jalannya training ini. Sebagai
orang-orang yang mendukung jalannya acara ini, maka kami harus sedikit
melakukan hal yang lebih berat, yaitu dengan datang sebelum training, dan
pulang beberapa jam setelah training selesai dilaksanakan. Setiap hari setelah
training, kami para pendukung selalu melaksanakan briefing sore. Disinilah ceritaku
berawal, saat briefing dilaksanain, tanpa sepengetahuanku seseorang ternyata
sedang mengawasiku. Karena waktu itu aku masih termasuk mahasiswa baru yang
baru mengenal dunia, q malu-malu saat dia menatapku. Saat kami bertatap mata,
deg jantungku, dengan cepat aku mengalihkan pandanganku darinya. Setiap
angkatan training dibutuhkan waktu dua hari, dan angkatan yang harus q ikuti
selesai.
Training selesai, dan suatu hari dering
ponselku terdengar, no baru yang gak ku kenal. “Assalamua’alaikum, ini ukhti
tyah bukan?”.... membacanya q langsung tahu siapa orangnya. Namun untuk
memastikannya aku balas” wa’alaikum salam,iya, maaf siapa ya?. Lalu dia
membalas “aku teman training kemaren” . lalu aku membalasnya lagi” oh, ada apa
ya mas?”,; gak pa”, Cuma memastikan nomornya ukhti tya bukan. Aku menanyakan
tahu nomorku dari siapa. Dia menjawab, dari koordinator training. Dalam hatiku, ya
ampun segitunya deh, jujur, aku belum pernah didekati laki-laki sebelumnya yang
terlihat serius denganku, dalam hatiku bahagia. Oh iya panggilan ukhti
sepertinya tidak terlalu pantas untukku, karena menurutku aku hanyalah gadis
biasa, bukan seperti apa yang dia bayangkan. Kebetulan saat dia melihatku saat
aku memakai rok dan kerudung yang rada lebar sedikit.
Komunikasiku berlanjut dengannya
walaupun hanya sebatas sms, hal itu cukup membuatku senang. Karena sekali lagi
aku adalah gadis cupu yang belum mengenal dunia, maka selayaknyalah kalau aku
malu-malu terutama dengan makhluk yang namanya laki-laki, aku bukan tipe gadis
yang agresif dengan laki-laki, maka aku menanggapinya berusaha sebiasa mungkin,
walaupun hari demi hari aku selalu menunggu, menunggu handphoneku berdering,
berharap itu dari dia. Aku tidak mungkin memulainya, memulai untuk sms dia(
karena aku masih memiliki gengsi yang cukup gede sebagi seorang wanita). Tanpa kusadari
aku terbiasa untuk selalu tersenyum saat membaca sms darinya. Dan aku menyadari
kalau aku mulai membuka hatiku untuknya.
Kisahku berlanjut, setelah rangkaian
training selesai, pihak kampus mengadakan acara halal bihalal bagi para
pendukung acara training tersebut,lebih tepatnya adalah acara makan bersama. Sebelum
acara diadakan handphoneku berdering, dan sms itu berasal dari koordinator
training, yang mengatakan bahwa akan ada acara halal bihalal bagi para
pendukung training di salah satu restoran di Kota Jogja. Kini handphoneku
berdering kembali, kali ini dari dirinya, yang selalu kutunggu, dia menanyakan
aku ikut acara tersebut gak, aku menjawab iya, kenapa? Kemudian dia menanyakan Mau
berangkat dari mana? Aku bilang aku ikut kumpul di kampus. Namun pada kenyataannya
aku gak jadi ikut kumpul di kampus, aku berangkat dengan teman-temanku yang
lain. Saat sampai direstoran, jantungku berdegup kencang. Aku takut bertemu
dengannya namun aku juga ingin menyapa dia. Apakah aku mulai mencintainya? Akupun
tak tahu, dan tak menyadarinya, sesaat aku bertanya inikah cinta? Tidakkah terlalu
cepat aku mengatakan inikah cinta? Sesampai disana, mataku mulai mencarinya,
dia dia dia orang yang selama ini membuatku selalu menunggunya. Dia duduk di
barisan laki-laki bagian depan, sedangkan aku duduk di barisan wanita, bagian
belakang. Handphoneku berdering, itu darinya” udah nyampe belum? Dimana?”
sebelum aku membalasnya, aku tahu dia sedang mencariku, dia menoleh kearah
wanita, namun aku berusaha menyembunyikan wajahku, aku menunduk, aku takut
bertatap mata dengannya. Rasanya belum siap, kemudian aku membalasnya “aku di
sebelah kanan bagian belakang” sesaat kemudian kami bertatap mata, dia
tersenyum, akupun tersenyum. Ya ampun
rasanya aku melayang, hatiku bahagia bgt saat itu. Acara makan dimulai
kami makan bersama, tapi tetap saja laki-laki dan perempuan terpisah. Aku hanya
bisa menatapnya dari kejauhan. Saat aku mencuci tanganku, depanku ada cermin
besar, dia jauh dibelakang dan kami bertatap mata (walau dari bayangan dalam
cermin) acara selesai, masing-masing pulang, dia pamit pulang duluan walaupun
melalui sms. Sejenak aku senang bisa melihatnya, dan ini adalah kali kedua aku
melihat wajahnya. Sungguh cinta memang aneh, datang tiba-tiba, dan siap
menghantui siapa saja yang ada di dunia ini termasuk aku, gadis desa, lugu daan
cupu yang tak mengenal dunia. Meski bukan cinta pertamaku, namun setelah sekian
lama aku berusaha menutup hatiku, kini sedikit demi sedikit ku membuka hatiku,
untuk dia, entah hatinya seperti apa, akupun tak tahu, aku hanya berserah
denganNYA yang Maha membolak-balikkan hati manusia.
Komunikasi kami berlanjut, lewat
jejaring sosial, kami berkomunikasi. Dulu aku belum memiliki fasilitas yang
memadai sebagai seorang mahasiswa, maka, bila aku harus mengerjakan tugas, aku
kerjakan di warnet. Lewat jejaring facebook, cintaku bersemi, kami sering
bercanda. Karena aku masih lugu, aku gak tahu setiap candaannya itu menjurus
kepada pernyataan “dia tertarik denganku”, entah aku yang terlalu GR atau
gimana akupun tak tahu. Saat aku berulang tahun tepatnya 18 juli 2011, dia
mengucapkan selamat dan memberiku kata-kata.
Setitik
Kasih membuat kita sayank …..
Seucap
janji membuat kita percaya …..
Sekecil
luka membuat kita kecewa …..
Namun
….
Cinta
yang dibentuk berdasarkan hati yang tulus
Akan
membuat kita bahagia …..
Untuk
hidup aku butuh jantung …..
Untuk
jantung aku juga butuh hati …..
Untuk
jantung hati aku butuh kebahagiaan …..
Untuk
kebahagiaan aku butuh cinta …..
Dan
untuk cinta aku butuh orang yang benar-benar cinta …
selamat
ulang tahun cin semoga muu bertambah cantik dan apa yang mu inginkan ter capai
18 Juli
jam 15:39 • Suka • • Lihat Pertemanan
Entah aku ini terlalu lugu atau bodoh,
aku tidak menyadari maksud dari kata-kata itu, rasanya terlalu GR bila aku
mengira dia menyukaiku. Namun aku suka mendapatkan kata-kata itu dari dia. Semakin
dalam aku berharap, untuk kali ini aku berharap cintaku gak bertepuk sebelah
tangan. Setelah itu Komunikasi kami sedikit demi sedikit mulai jarang, entah
dia sedang sibuk dengan kuliahnya, akupun tak ingin untuk memulai sms dulu
(gengsiku terlalu besar untuk kuruntuhkan). Kami sibuk masing-masing, hingga
suatu saat, bulan mei 2012, saat aku melihat dia juga lagi online bareng, aq
memutuskan untuk menyapa duluan, aku meruntuhkan semua gengsiku, aku gak mau
makan gengsi, untuk menahan rasa penasaranku tentang dia. “assalamualaikum”
begitu aku memulainya, sesaat kemudian, dia bukannya menjawabnya, namun
langsung offline. Entah setan apa yang merasukiku saat itu, sesaat aku marah,
seketika itu pula aku langsung memblokir pertemanan dengan dia. Sesaat memang
aku marah, namun seketika itu pula aku menyesal.kini komunikasiku dengannya
benar benar terputus.
Desember 2012, q memutuskan untuk
kembali menambahkannya dalam jejaring sosialku. Langsung dikonfirmasi olehnya,
jantungku langsung berdegup kencang. Kemudian aku chat dengannya, ternyata dia
masih ingat aku, senangnya hatiku. Namun
saat aku membuka akunnya, ternyata dia sepertinya sudah memiliki seseorang yang
istimewa di hatinya, dan itu bukan q.. kisahku mungkin telah berakhir, tanpa
pernah aku mampu untuk memulainya. Seperti kata seorang sahabat” kita tidak
tahu betapa berharga sesesorang tersebut saat kita memilikinya” dan dalam
kisahku, aku bahkan belum memilikinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar