Minggu, 20 Januari 2013

Ini Ceritaku...Apa Ceritamu?


Kita Tidak Tahu Betapa Berharganya Seseorang Saat Memilikinya
      Kisahku berawal saat aku mengikuti suatu training, sebagai mahasiswa baru yang masih cupu, aku mengikuti training yang wajib di kampusku. Bukan lagi sebagai peserta training, namun kali ini aku menjadi pendamping peserta, yang mendukung jalannya training ini. Sebagai orang-orang yang mendukung jalannya acara ini, maka kami harus sedikit melakukan hal yang lebih berat, yaitu dengan datang sebelum training, dan pulang beberapa jam setelah training selesai dilaksanakan. Setiap hari setelah training, kami para pendukung selalu melaksanakan briefing sore. Disinilah ceritaku berawal, saat briefing dilaksanain, tanpa sepengetahuanku seseorang ternyata sedang mengawasiku. Karena waktu itu aku masih termasuk mahasiswa baru yang baru mengenal dunia, q malu-malu saat dia menatapku. Saat kami bertatap mata, deg jantungku, dengan cepat aku mengalihkan pandanganku darinya. Setiap angkatan training dibutuhkan waktu dua hari, dan angkatan yang harus q ikuti selesai.
      Training selesai, dan suatu hari dering ponselku terdengar, no baru yang gak ku kenal. “Assalamua’alaikum, ini ukhti tyah bukan?”.... membacanya q langsung tahu siapa orangnya. Namun untuk memastikannya aku balas” wa’alaikum salam,iya, maaf siapa ya?. Lalu dia membalas “aku teman training kemaren” . lalu aku membalasnya lagi” oh, ada apa ya mas?”,; gak pa”, Cuma memastikan nomornya ukhti tya bukan. Aku menanyakan tahu nomorku dari siapa. Dia menjawab, dari koordinator training. Dalam hatiku, ya ampun segitunya deh, jujur, aku belum pernah didekati laki-laki sebelumnya yang terlihat serius denganku, dalam hatiku bahagia. Oh iya panggilan ukhti sepertinya tidak terlalu pantas untukku, karena menurutku aku hanyalah gadis biasa, bukan seperti apa yang dia bayangkan. Kebetulan saat dia melihatku saat aku memakai rok dan kerudung yang rada lebar sedikit.
      Komunikasiku berlanjut dengannya walaupun hanya sebatas sms, hal itu cukup membuatku senang. Karena sekali lagi aku adalah gadis cupu yang belum mengenal dunia, maka selayaknyalah kalau aku malu-malu terutama dengan makhluk yang namanya laki-laki, aku bukan tipe gadis yang agresif dengan laki-laki, maka aku menanggapinya berusaha sebiasa mungkin, walaupun hari demi hari aku selalu menunggu, menunggu handphoneku berdering, berharap itu dari dia. Aku tidak mungkin memulainya, memulai untuk sms dia( karena aku masih memiliki gengsi yang cukup gede sebagi seorang wanita). Tanpa kusadari aku terbiasa untuk selalu tersenyum saat membaca sms darinya. Dan aku menyadari kalau aku mulai membuka hatiku untuknya.
      Kisahku berlanjut, setelah rangkaian training selesai, pihak kampus mengadakan acara halal bihalal bagi para pendukung acara training tersebut,lebih tepatnya adalah acara makan bersama. Sebelum acara diadakan handphoneku berdering, dan sms itu berasal dari koordinator training, yang mengatakan bahwa akan ada acara halal bihalal bagi para pendukung training di salah satu restoran di Kota Jogja. Kini handphoneku berdering kembali, kali ini dari dirinya, yang selalu kutunggu, dia menanyakan aku ikut acara tersebut gak, aku menjawab iya, kenapa? Kemudian dia menanyakan Mau berangkat dari mana? Aku bilang aku ikut kumpul di kampus. Namun pada kenyataannya aku gak jadi ikut kumpul di kampus, aku berangkat dengan teman-temanku yang lain. Saat sampai direstoran, jantungku berdegup kencang. Aku takut bertemu dengannya namun aku juga ingin menyapa dia. Apakah aku mulai mencintainya? Akupun tak tahu, dan tak menyadarinya, sesaat aku bertanya inikah cinta? Tidakkah terlalu cepat aku mengatakan inikah cinta? Sesampai disana, mataku mulai mencarinya, dia dia dia orang yang selama ini membuatku selalu menunggunya. Dia duduk di barisan laki-laki bagian depan, sedangkan aku duduk di barisan wanita, bagian belakang. Handphoneku berdering, itu darinya” udah nyampe belum? Dimana?” sebelum aku membalasnya, aku tahu dia sedang mencariku, dia menoleh kearah wanita, namun aku berusaha menyembunyikan wajahku, aku menunduk, aku takut bertatap mata dengannya. Rasanya belum siap, kemudian aku membalasnya “aku di sebelah kanan bagian belakang” sesaat kemudian kami bertatap mata, dia tersenyum, akupun tersenyum. Ya ampun  rasanya aku melayang, hatiku bahagia bgt saat itu. Acara makan dimulai kami makan bersama, tapi tetap saja laki-laki dan perempuan terpisah. Aku hanya bisa menatapnya dari kejauhan. Saat aku mencuci tanganku, depanku ada cermin besar, dia jauh dibelakang dan kami bertatap mata (walau dari bayangan dalam cermin) acara selesai, masing-masing pulang, dia pamit pulang duluan walaupun melalui sms. Sejenak aku senang bisa melihatnya, dan ini adalah kali kedua aku melihat wajahnya. Sungguh cinta memang aneh, datang tiba-tiba, dan siap menghantui siapa saja yang ada di dunia ini termasuk aku, gadis desa, lugu daan cupu yang tak mengenal dunia. Meski bukan cinta pertamaku, namun setelah sekian lama aku berusaha menutup hatiku, kini sedikit demi sedikit ku membuka hatiku, untuk dia, entah hatinya seperti apa, akupun tak tahu, aku hanya berserah denganNYA yang Maha membolak-balikkan hati manusia.
      Komunikasi kami berlanjut, lewat jejaring sosial, kami berkomunikasi. Dulu aku belum memiliki fasilitas yang memadai sebagai seorang mahasiswa, maka, bila aku harus mengerjakan tugas, aku kerjakan di warnet. Lewat jejaring facebook, cintaku bersemi, kami sering bercanda. Karena aku masih lugu, aku gak tahu setiap candaannya itu menjurus kepada pernyataan “dia tertarik denganku”, entah aku yang terlalu GR atau gimana akupun tak tahu. Saat aku berulang tahun tepatnya 18 juli 2011, dia mengucapkan selamat dan memberiku kata-kata.
                       Setitik Kasih membuat kita sayank …..
Seucap janji membuat kita percaya …..
Sekecil luka membuat kita kecewa …..
Namun ….
Cinta yang dibentuk berdasarkan hati yang tulus
Akan membuat kita bahagia …..

Untuk hidup aku butuh jantung …..
Untuk jantung aku juga butuh hati …..
Untuk jantung hati aku butuh kebahagiaan …..
Untuk kebahagiaan aku butuh cinta …..
Dan untuk cinta aku butuh orang yang benar-benar cinta …
selamat ulang tahun cin semoga muu bertambah cantik dan apa yang mu inginkan ter capai
18 Juli jam 15:39 • Suka • • Lihat Pertemanan
        Entah aku ini terlalu lugu atau bodoh, aku tidak menyadari maksud dari kata-kata itu, rasanya terlalu GR bila aku mengira dia menyukaiku. Namun aku suka mendapatkan kata-kata itu dari dia. Semakin dalam aku berharap, untuk kali ini aku berharap cintaku gak bertepuk sebelah tangan. Setelah itu Komunikasi kami sedikit demi sedikit mulai jarang, entah dia sedang sibuk dengan kuliahnya, akupun tak ingin untuk memulai sms dulu (gengsiku terlalu besar untuk kuruntuhkan). Kami sibuk masing-masing, hingga suatu saat, bulan mei 2012, saat aku melihat dia juga lagi online bareng, aq memutuskan untuk menyapa duluan, aku meruntuhkan semua gengsiku, aku gak mau makan gengsi, untuk menahan rasa penasaranku tentang dia. “assalamualaikum” begitu aku memulainya, sesaat kemudian, dia bukannya menjawabnya, namun langsung offline. Entah setan apa yang merasukiku saat itu, sesaat aku marah, seketika itu pula aku langsung memblokir pertemanan dengan dia. Sesaat memang aku marah, namun seketika itu pula aku menyesal.kini komunikasiku dengannya benar benar terputus.
       Desember 2012, q memutuskan untuk kembali menambahkannya dalam jejaring sosialku. Langsung dikonfirmasi olehnya, jantungku langsung berdegup kencang. Kemudian aku chat dengannya, ternyata dia masih ingat aku, senangnya hatiku.  Namun saat aku membuka akunnya, ternyata dia sepertinya sudah memiliki seseorang yang istimewa di hatinya, dan itu bukan q.. kisahku mungkin telah berakhir, tanpa pernah aku mampu untuk memulainya. Seperti kata seorang sahabat” kita tidak tahu betapa berharga sesesorang tersebut saat kita memilikinya” dan dalam kisahku, aku bahkan belum memilikinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar